TUGAS FARMASI INDUSTRI
PREVALIDASI SAMBILOTO
I. LATAR BELAKANG
Sambiloto adalah tumbuhan liar yang diduga berasal dari India. Tanaman yang sangat pahit ini dipatenkan sebagai obat antiHIV oleh sebuah perusahaan Farmasi Jerman. Sementara di Indonesia, Dirjen POM, Departemen Kesehatan RI, menetapkan Sambiloto sebagai salah satu dari sembilan tanaman obat unggulan yang sudah diuji secara klinis. Tanaman sambiloto berkembang baik dengan biji atau stek batang. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 50-90 cm. Batang dan cabangnya berbentuk segi empat, sedangkan daunnya berjenis tunggal dengan panjang sekitar 2-8 cm dan lebar 1-3 cm.
Klasifikasi tumbuhan Sambiloto adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees Herba sambiloto mengandung laktone dan flavonoid. Lakton yang diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu deoxy-andrograpolide, andrograpolide, neoandrograpolide, 14-deoxy-11,12-didehydroandrograpolide dan homoandrograpolide. Juga terdapat alkena, keton dan aldehide, selain mineral seperti kalium, kalsium, natrium dan asam kersik. Flavonoid terisolasi yaitu polymethoxyflavone, andrographin, penicolin, mono-o-methylwithin dan apigenin 7,4-dimetil eter.
Khasiat Sambiloto untuk mengobati hepatitis, infeksi saluran empedu disentri basiler, thypoid, influenza radang amandel, abses paru, malaria, radang paru, bronchitis,pleunofrtis, radang usus buntu sakit gigi, demam, gonohrea, DM,Tb paru,skonofuderma, perfusi asma, leptospirosis, hipertensi, kusta, tumor paru, kanker,dan keracunan.
II. RUMUSAN MASALAH
Apa saja yang menjadi faktor kritis dalam formulasi sediaan sambiloto?
III. Tahap Pembuatan
Pembuatan simplisia
↓
Pemeriksaan mutu simplisia
↓
Ekstraksi
↓
Pemeriksaan mutu ekstrak
↓
Perhitungan dosis dan formulasi
IV. Pembuatan Simplisia
Pengumupulan Bahan Baku
↓
Sortasi basah
↓
Pencucian
↓
Perajangan
↓
Pengeringan
↓
Sortasi kering
↓
Pengepakan dan penyimpanan
↓
Pemeriksaan mutu
Parameter Kritis Pengeringan :
· Suhu
· Lama pengeringan
· Tebal tipis lapisan simplisia
· Kadar air
V. Pemeriksaan Mutu Simplisia
Standarisasi simplisia sambiloto adalah sebagai berikut:
· Senyawa identitas adalah Andrografolid.
· Organoleptik bahan baku : bau khas, rasa pahit.
· Makroskopis : daun lanset, pangkal rata, tepi tidak bergerigi
· Nilai parameter non spesifik simplisia herba sambiloto antara lain:
Kadar air : (8,78±0,191)%
Kadar abu total : (11,17±0,286)%
kadar abu larut air : (4,52±0,139)%
kadar abu tidak larut asam : (0,80±0,087)%
susut pengeringan sebesar : (8,47±0,166)%
· Nilai parameter spesifik simplisia herba sambiloto antara lain:
kadar sari larut air : (18,31±0,214)%
kadar sari larut etanol : (12,47±0,116)%
kadar andrografolida dalam simplisia sambiloto uji sebesar (2,61±0,224)%.
· Nilai parameter non spesifik ekstrak etanol herba sambiloto antara lain:
nilai susut pengeringan ekstrak sebesar (4,61±0,717)%
Cemaran mikroba : Bebas mikroba patogen, tapi positif (+) mengandung residu pestisida Aldrin dengan uji kualitatif menggunakan metode KLT. Cemaran logam berat
cemaran logam berat : Cu (1,47±0,049) mg/Kg, dan Hg 0,002 mg/Kg, tapi negatif terhadap Pb, As, dan Cd
Nilai parameter spesifik ekstrak etanol herba sambiloto yaitu kadar andrografolida dalam ekstrak sebesar (14,91±0,514)%.
VI. Standarisasi bahan baku
Nama simplisia : Andrographis paniculata ness
Bagian yang digunakan : herba sambiloto
Nama Indonesia Tumbuhan : tumbuhan sambiloto
Lokasi : ketinggian basah atau kering 700m dari permukaan laut, umur tanaman 3 bulan.
Iklim : 2000-3000mm/tahun, suhu 25-320C, kelembaban sedang.
Waktu panen : 3-4 bulan.
VII. Proses Pembuatan Ekstrak
Simplisia dalam bentuk herba
↓
Dilakukan penyarian dengan alat Soxhlet
↓
cairan penyari dipanaskan dibawah titik didihnya
↓
penyari akan naik ke atas lewat pipa rumah siput
↓
dan akan diembunkan kembali oleh pendingin balik yang selanjutnya akan turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan zat aktifnya dan kembali ke labu
↓
Proses akan berulang terus menerus hingga didapat cairan penyari yang berwarna bening
Parameter spesifik ekstrak :
• Parameter identitas ekstrak (tingkat kepolaran dan jenis pelarut)
• Parameter organoleptik ekstrak (bau dan warna)
• Senyawa tertentu dalam pelarut tertentu (spektrofotometri UV-vis, IR, MS)
• Uji kandungan kimia ekstrak KLT (harga Rf dan spesifikasi warna pada UV – vis 254-366nm).
Parameter non spesifik ekstrak :
• Susut pengeringan
Memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.
• Bobot jenis
Memberikan batasan tentang besarnya massa per satuan volume yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat yang masih dapat dituang. Memberikan gambaran kandungan kimia terlarut.
• Kadar air
Memberikan batasan maksimal (rentang) kandungan air di dalam bahan.
• Kadar abu
Memberikan gambaran awal kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.
• Sisa pelarut
Memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang memang seharusnya tidak boleh ada. Sedangkan untuk ekstrak cair menunjukkan jumlah pelarut (alkohol) sesuai yang ditetapkan.
• Residu pestisida
Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung pestisida melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan.
• Cemaran logam berat
Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak mengandung logam berat tertentu (Hg, Pb, Cd dll) melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya (toksik) bagi kesehatan.
• Cemaran mikroba
Memberikan jaminan bahwa ekstrak tidak boleh mengandung mikroba patogen dan tidak mengandung mikroba non patogen melebihi batas yang ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas ekstrak dan berbahaya bagi kesehatan.
VIII. VALIDASI PENGEMASAN
Botol
1. Jumlah yang dikemas vs jumlah yang dihasilkan
2. Volume
3. Tes kebocoran
4. Jumlah botol dalam dus
5. Jumlah dus dalam karton
6. Kelengkapan (etiket, brosur, penandaan)
7. Kerapian
8. Rendemen dan rekonsiliasi bahan pengemas